وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي
الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ
قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan
di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala
itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri (menunggu (putusannya
masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68)
Maka, setelah malaikat Israfil meniupkan terompetnya yang kedua
kalinya, seluruh makhluk pun dibangkitkan dari kuburnya oleh Allah
ta’ala, lalu mereka dikumpulkan dalam suatu padang yang amat luas yang
rata dengan tanah (QS. Thaha: 107. Lihat Tafsir As-Sa’di hal. 462),
dalam keadaan tidak berpakaian, tidak memakai sandal, tidak berkhitan
dan tidak membawa sesuatu apapun.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يحشر الناس يوم القيامة حفاة عراة غرلا. قالت عائشة: يا رسول الله
النساء والرجال جميعا ينظر بعضهم إلى بعض؟ قال صلى الله عليه و سلم: يا
عائشة الأمر أشد من أن ينظر بعضهم إلى بعض
“Pada hari kiamat nanti para manusia akan dikumpulkan dalam
keadaan tidak memakai sandal, tidak berpakaian dan dalam keadaan belum
berkhitan. Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kaum pria dan wanita
(berkumpul dalam satu tempat semuanya dalam keadaan tidak berbusana?!)
apakah mereka tidak saling melihat satu sama lainnya?’ Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, ‘Wahai Aisyah kondisi saat
itu amat mengerikan sehingga tidak terbetik sedikit pun dalam diri
mereka untuk melihat satu sama lainnya!’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ya, saat itu masing-masing dari mereka memikirkan dirinya sendiri dan
tidak sempat untuk memikirkan orang lain, meskipun itu adalah orang
terdekat mereka. Allah ta’ala berfirman:
“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya. Dari bapak dan
ibunya. Dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari
itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (QS. ‘Abasa: 34-37)
Semua manusia saat itu berada di dalam ketidakpastian, masing-masing
menunggu apakah ia termasuk orang-orang yang beruntung dimasukkan ke
taman-taman surga, ataukah mereka termasuk orang yang merugi dijebloskan
ke dalam lembah hitam neraka.
Dalam kondisi seperti itu Allah ta’ala mendekatkan matahari
sedekat-dekatnya di atas kepala para hamba-Nya, hingga panasnya sinar
matahari yang luar biasa itu mengakibatkan keringat mereka bercucuran.
عن المقداد بن الأسود قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول:
تدني الشمس يوم القيامة من الخلق حتى تكون منهم كمقدار ميل … فيكون الناس
على قدر أعمالهم في العرق؛ فمنهم من يكون إلى كعبيه, ومنهم من يكون إلى
ركبتيه, ومنهم من يكون إلى حقويه, ومنهم من يلجمه العرق إلجاما
Al-Miqdad bin al-Aswad bercerita: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari kiamat nanti matahari
turun mendekati para makhluk hingga hanya berjarak satu mil… Pada saat
itu kucuran keringat masing-masing manusia tergantung amalannya; di
antara mereka ada yang keringatnya sampai di mata kakinya, ada pula yang
keringatnya sampai lututnya, ada yang keringatnya sampai perutnya serta
ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri!” (HR. Muslim)
Demikianlah para manusia saat itu berada di dalam kesusahan,
kebingungan dan ketidakpastian yang tiada bandingannya, padahal satu
hari pada saat itu bagaikan 50 ribu tahun hari-hari dunia! (Lihat
Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Ibn Utsaimin (II/23))
Allah ta’ala berfirman:
تَعْرُجُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Allah dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS. Al-Ma’arij: 4)
Seandainya kita mau berpikir betapa mengerikannya hari-hari itu
lantas kita merenungkan jalan hidup kebanyakan manusia di dunia yang
kita lihat selama ini, niscaya kita akan sadar betul bahwa ternyata
masih banyak di antara kita yang telah terlena dengan keindahan dunia
yang semu ini dan lupa bahwa setelah kehidupan dunia yang sementara ini
masih ada kehidupan lain yang kekal abadi yang lamanya satu hari di sana
sama dengan 50 ribu tahun di dunia!
Kita telah terlena dengan gemerlapnya dunia dan lupa untuk beribadah
kepada Allah dan beramal saleh, padahal pada hakikatnya kita hanya
diminta untuk beramal selama 30 tahun saja! Tidak lebih dari itu. Suatu
waktu yang amat singkat!
Ya, kalaupun umur kita 60 tahun, sebenarnya kita hanya diminta untuk
beramal selama 30 tahun saja. Karena umur yang 60 tahun itu akan
dikurangi masa tidur kita di dunia yang jika dalam satu hari adalah 8
jam, berarti masa tidur kita adalah sepertiga dari umur kita yaitu: 20
tahun Lalu kita kurangi lagi dengan masa kita sebelum balig, karena
seseorang tidak berkewajiban untuk beramal melainkan setelah ia balig,
taruhlah jika kita balig pada umur 10 tahun, berarti umur kita hanya
tinggal 30 tahun!
Subhanallah, bayangkan, pada hakikatnya kita diperintahkan
untuk bersusah payah dalam beramal saleh di dunia hanya selama 30 tahun
saja! Alangkah naifnya jika kita enggan untuk bersusah payah selama 30
tahun di dunia beramal saleh, sehingga akan berakibat kita mendapat
siksaan yang amat pedih di akhirat selama puluhan ribu tahun!
Allah telah memperingatkan supaya kita tidak tertipu dengan kehidupan duniawi yang fana ini dalam firman-Nya.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلا تَغُرَّنَّكُمُ
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
“Wahai para manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka
janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayai kalian, dan janganlah
sekali-kali (syaitan) yang pandai menipu, memperdayakan kalian dari
Allah.” (QS. Faathiir: 5)
Mengapa orang yang tertipu dengan kehidupan duniawi benar-benar telah
merugi? Karena kenikmatan dunia seisinya tidak lebih berharga di sisi
Allah dari sebuah sayap seekor nyamuk!
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- « لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ
بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ ». رواه الترمذي في
سننه (رقم 2490) وقَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ
هَذَا الْوَجْهِ.
Sahl bin Sa’d bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Seandainya dunia sepadan dengan (harga) sayap seekor
nyamuk; niscaya orang kafir tidak akan mendapatkan (kenikmatan dunia
meskipun hanya seteguk air.” (HR. Tirmidzi)
Maka mari kita manfaatkan kehidupan dunia yang hanya sementara ini
untuk benar-benar beribadah kepada Allah ta’ala, mulai dari mencari
ilmu, shalat lima waktu berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada
sesama terutama tetangga, mendidik keluarga sebaik-baiknya. Juga
berusaha untuk menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jangan sampai kita
termasuk orang-orang yang disebutkan Allah ta’ala dalam firman-Nya:
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحاً
غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ
فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا
لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, ‘Ya Rabbi,
keluarkanlah kami. niscaya kami akan mengerjakan amalan saleh berlainan
dengan apa yang telah kami kerjakan.’ Bukankah Kami telah memanjangkan
umurmu dalam masa yang cukup bagi orang yang mau berpikir?! Maka
rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim
seorang penolong pun.” (QS: Faathir: 37)
Namun mereka tidak akan mungkin bisa kembali lagi ke dunia. Demikian
pula mereka tidak akan mati di neraka. Allah ta’ala bercerita:
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُمْ
مَاكِثُونَ (٧٧) لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ
لِلْحَقِّ كَارِهُونَ
“Mereka berseru, ‘Wahai Malik, biarlah Rabb-Mu membunuh kami
saja.’ Dia menjawab, ‘Kalian akan tetap tinggal (di neraka ini).
Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kalian,
namun kebanyakan kalian benci terhadap kebenaran tersebut.’” (QS. Az-Zukhruf: 77-78)
Jangankan untuk menghentikan siksaan, untuk mendapatkan setetes air pun mereka tidak bisa. Allah ta’ala mengisahkan:
“Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, ‘Berilah kami
sedikit air atau makanan yang telah diberikan Allah kepada kalian.’
Mereka (penghuni surga) menjawab, ‘Sesungguhnya Allah telah mengharamkan
keduanya itu atas orang-orang kafir.’ (Yaitu) orang-orang yang
menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan
dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini Kami melupakan
mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini dan
(sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf: 50-51)
Semoga kita semua bukan termasuk golongan tersebut di atas,
amin ya Rabbal ‘alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar